Candi Prambanan adalah salah satu situs warisan budaya yang paling megah dan bersejarah di Indonesia. Terletak di Yogyakarta, candi ini merupakan contoh monumental dari arsitektur Hindu di Indonesia dan telah menjadi salah satu tujuan wisata utama di negara ini. Artikel ini akan menjelajahi sejarah Candi Prambanan, termasuk asal-usul, perkembangan, dan pemulihannya.
Asal Usul dan Pembangunan
Candi Prambanan, atau dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang, dibangun pada abad ke-9 Masehi. Kompleks candi ini dibangun selama pemerintahan Dinasti Sanjaya, sebuah dinasti Hindu yang berkuasa di Jawa Tengah pada masa itu. Candi ini didedikasikan untuk Trimurti, yaitu tiga dewa utama dalam agama Hindu: Brahma, Vishnu, dan Shiva.
- Pembangunan Awal: Candi Prambanan mulai dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Raja Rakai Pikatan, salah satu raja Dinasti Sanjaya. Pembangunan candi ini merupakan salah satu pencapaian terbesar dari arsitektur Hindu di Indonesia.
- Tujuan Pembangunan: Kompleks candi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai simbol kekuasaan dan kemegahan kerajaan. Pembangunan candi ini menggambarkan kekuatan politik dan religius kerajaan Sanjaya yang menguasai wilayah tersebut.
Arsitektur dan Struktur
Candi Prambanan terdiri dari beberapa candi utama dan candi-candi pendukung yang membentuk kompleks yang luas. Struktur arsitektur candi ini merupakan contoh luar biasa dari seni dan teknik bangunan Hindu.
- Candi Shiva: Candi utama di Prambanan adalah Candi Shiva, yang merupakan candi terbesar di kompleks ini. Candi ini didedikasikan untuk Dewa Shiva dan memiliki ketinggian sekitar 47 meter. Di dalamnya terdapat arca Dewa Shiva yang sangat besar.
- Candi Brahma dan Candi Vishnu: Dua candi utama lainnya adalah Candi Brahma dan Candi Vishnu, masing-masing didedikasikan untuk Dewa Brahma dan Dewa Vishnu. Candi-candi ini terletak di sebelah barat dan timur Candi Shiva dan memiliki arsitektur yang megah meskipun lebih kecil.
- Candi-candi Pendukung: Di sekitar candi utama terdapat candi-candi kecil yang berfungsi sebagai pendukung dan pelengkap. Kompleks ini mencakup lebih dari 200 candi kecil yang menyebar di seluruh area.
Kemunduran dan Penurunan
Seiring dengan berjalannya waktu, Candi Prambanan mengalami periode kemunduran dan penurunan. Beberapa faktor berkontribusi terhadap kerusakan dan keruntuhan candi ini.
- Letusan Gunung Merapi: Pada abad ke-10, letusan Gunung Merapi yang sangat besar menyebabkan kerusakan parah pada kompleks candi. Abu vulkanik dan lava mengakibatkan kerusakan struktural yang signifikan pada candi-candi tersebut.
- Perubahan Kekuasaan: Dengan beralihnya kekuasaan dari Dinasti Sanjaya ke Dinasti Mataram Islam pada abad ke-16, Candi Prambanan mulai ditinggalkan dan terlupakan. Perubahan dalam agama dan kekuasaan menyebabkan kompleks ini terabaikan dan tidak terawat.
Pemulihan dan Konservasi
Pada abad ke-19, Candi Prambanan mulai mendapatkan perhatian kembali dari para arkeolog dan peneliti. Upaya pemulihan dan konservasi dilakukan untuk memulihkan keindahan dan keutuhannya.
- Penemuan Kembali: Candi Prambanan ditemukan kembali oleh seorang arkeolog Belanda, CA. Lons, pada tahun 1885. Penemuan ini mengungkapkan sebagian besar struktur candi yang sebelumnya tertutup oleh puing-puing dan vegetasi.
- Pemulihan Awal: Upaya pemulihan dimulai pada awal abad ke-20, dengan bantuan dari pemerintah kolonial Belanda dan organisasi internasional. Proses pemulihan ini melibatkan pembersihan puing-puing, perbaikan struktur, dan rekonstruksi.
- Konservasi Kontemporer: Sejak kemerdekaan Indonesia, pemerintah Indonesia dan organisasi internasional terus berupaya menjaga dan melestarikan Candi Prambanan. Pada tahun 1991, Candi Prambanan diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, yang membantu meningkatkan upaya konservasi dan perlindungan.
Candi Prambanan di Masa Kini
Saat ini, Candi Prambanan merupakan salah satu destinasi wisata utama di Indonesia, menarik ribuan pengunjung setiap tahun. Selain menjadi tempat ibadah dan simbol budaya, candi ini juga menjadi pusat kegiatan budaya dan festival.
- Festival dan Acara Budaya: Kompleks candi ini menjadi lokasi berbagai festival budaya, termasuk pertunjukan seni dan tari tradisional yang menggambarkan kekayaan budaya Jawa.
- Penelitian dan Pendidikan: Candi Prambanan juga menjadi objek penelitian arkeologi dan studi sejarah, serta tempat pendidikan bagi masyarakat dan pengunjung tentang sejarah dan budaya Indonesia.
Kesimpulan
Sejarah candi Prambanan adalah mahakarya arsitektur Hindu yang menyimpan sejarah dan budaya yang mendalam. Dari masa kejayaannya sebagai pusat ibadah dan simbol kekuasaan, hingga tantangan dan kerusakan yang dihadapinya, kompleks candi ini telah melewati berbagai fase sejarah yang mencerminkan perjalanan panjangnya. Upaya pemulihan dan konservasi yang dilakukan telah memastikan bahwa Candi Prambanan tetap menjadi salah satu warisan budaya paling berharga di Indonesia, menghubungkan kita dengan masa lalu yang megah dan memberikan wawasan yang berharga tentang sejarah dan seni arsitektur Hindu.
Baca Juga: Gunung Pendakian Terbaik di Indonesia: Menyelami Keindahan Alam dan Petualangan